10 Tips Untuk Menulis Cerita Pendek yang Baik

 

10 Tips Untuk Menulis Cerita Pendek yang Baik

Tidak setiap penulis memiliki semangat dan waktu untuk menulis novel . Atau mungkin Anda memang menulis novel tetapi ingin mencoba sesuatu yang berbeda. Jika demikian, menulis cerita pendek mungkin cocok untuk Anda. 

Cerita pendek diminati oleh majalah , surat kabar, blog, dan antologi, dan banyak dari publikasi ini membayar penulis untuk cerita pendek. 

Faktanya, Anda bisa mendapatkan lebih banyak uang per kata dengan menulis cerita pendek daripada menerbitkan novel. 

Lalu bagaimana cara menulis cerpen yang akan diterima oleh sebuah publikasi atau website? Berikut adalah sepuluh tip teratas saya untuk menulis cerita pendek yang bagus.

1. Pahami bahwa cerpen tidak sama dengan novel

Novel dan cerita pendek memiliki beberapa karakteristik yang sama. Mereka harus koheren, benar secara tata bahasa, dan memiliki ejaan yang tepat. Dan, tidak peduli panjangnya, mereka perlu menceritakan sebuah kisah. 

Artinya, keduanya harus memiliki unsur-unsur berikut:  insiden pemicu, aksi naik (progresif komplikasi), klimaks, dan aksi jatuh.

Namun, kedua format tersebut berbeda. 

Sementara novelis menentukan panjang buku mereka, penulis cerita pendek harus bekerja dalam batas-batas kata yang diberikan kepada mereka. Untuk menceritakan kisah lengkap dalam skala yang lebih kecil, mereka harus memotong cerita mereka sampai ke tulang, tidak termasuk semua detail lemak . Dan mereka harus menyelesaikan masalah dengan cepat.

Inilah sebabnya mengapa cerita pendek, tidak seperti novel,  biasanya berfokus pada satu aspek kehidupan karakter , atau satu aspek masalah/hubungan dalam kehidupan karakter.

2. Mulai sedekat mungkin dengan akhir

Artikel surat kabar memuat keseluruhan cerita sedekat mungkin dengan pembukaan artikel. Mengapa? Karena memberi pembaca detail di muka adalah salah satu cara untuk memberi tahu mereka apakah mereka ingin membaca terus.

Penulis cerita pendek yang baik melakukan ini juga, mempertajam kalimat pembuka dan paragraf mereka untuk memastikan pembaca tertarik, dan terus membaca.

Jadi, bawa pembaca langsung ke cerita Anda yang sedang berlangsung. Abaikan snapshot "sebelum" dan "juga terkait" dan "hal yang sangat menarik yang juga berlaku untuk kehidupan karakter saya". 

Buat plotnya jelas.

3. Pertahankan kecepatannya

Sebuah langkah cepat sangat penting untuk cerita pendek. Biasanya, kecepatan meningkat saat pahlawan mendekati konflik terakhir. Karena sebuah cerita pendek mulai mendekati konflik terakhir, itu harus mulai berjalan dan melontarkan pembaca ke dalam aksi dari halaman pertama.

Contoh:

"Saya tidak percaya ketika saya mendengar bahwa Keith Cavernaugh terbunuh tadi malam."

Fred hampir menjatuhkan penggaruknya. "Saya tidak mendengar," katanya.

4. Jaga agar jumlah karakter tetap kecil

Sulit untuk mengembangkan sejumlah besar karakter dengan benar dalam sebuah cerita pendek, dan sulit bagi pembaca untuk melacaknya.

Sebuah cerita pendek hanya membutuhkan tiga karakter – protagonis, antagonis, dan apa yang disebut sebagai karakter kunci pas atau hubungan. Pembaca membutuhkan seseorang untuk menghibur, seseorang untuk dibenci, dan, kadang-kadang, seseorang yang berfungsi untuk memajukan karakter baik untuk protagonis atau antagonis.

Sebuah  cerita pendek bahkan dapat memiliki sedikitnya satu karakter. Dalam film Tom Hanks Cast Away , karakter utama sendirian di sebagian besar film. Ini adalah contoh yang bagus tentang bagaimana Anda dapat membangun sebuah cerita hanya dengan satu karakter.

5. Berikan pembaca seseorang untuk di-root

Sekali lagi, setiap cerita membutuhkan protagonis. Triknya adalah membuat pembaca peduli dengan karakter tersebut. Ada beberapa teknik untuk memperkuat hubungan antara protagonis Anda dan pembaca.

Berikan karakter utama Anda gairah, semoga yang akan dibagikan oleh pembaca. Berikan tekad karakter Anda yang membawa mereka keluar dari zona nyaman mereka. Berikan karakter Anda kelemahan, yang hanya dimiliki oleh pembaca. 

Sekilas tentang jiwa karakter Anda adalah pendekatan bagus lainnya. Ini akan membuat karakter Anda terasa nyata dan terus menarik pembaca.

6. Ciptakan konflik!

Setiap cerita pendek harus memiliki satu titik konflik. Sebagai aturan, tidak lebih dari satu diperlukan untuk sebuah cerita pendek. 

Karakter harus memiliki dilema, wahyu, atau dihadapkan pada semacam keputusan. Mengelilingi konflik itu harus menjadi dosis ketegangan yang baik. Konflik dan ketegangan membuat pembaca tetap terlibat dan berinvestasi dalam cerita Anda. 

Kurt Vonnegut menyarankan bahwa penulis harus sadis. Buat hal-hal buruk terjadi pada karakter utama Anda untuk menunjukkan kepada pembaca dari apa mereka terbuat. Sebuah cerita pendek tidak akan pernah memiliki terlalu banyak ketegangan.

7. Sarankan cerita latar tetapi jangan menguraikannya

Anda tidak memiliki ruang untuk menyempurnakan latar belakang karakter. Jadi, jika ragu, tinggalkan saja. Setiap kalimat harus dihitung. Jika bahkan satu kata tampak asing, itu harus dihilangkan. 

Meskipun Anda mungkin tidak menggambarkan banyak latar belakang di atas kertas, Anda harus membuatnya bekerja di kepala Anda. Anda perlu memahami motivasi karakter untuk menulis cerita yang menarik.

Alih-alih, tarik pembaca Anda dengan dialog yang ketat, ketegangan, dan dengan melibatkan indra mereka.

Pada catatan itu...

8. Daya tarik panca indera

Jangan membatasi pembaca Anda hanya pada pengalaman visual cerita Anda. Bawa mereka ke dunia Anda dengan membiarkan mereka menyentuh, mencium, merasakan, dan mendengarnya. Inilah yang kami maksudkan ketika kami berkata, "Tunjukkan, jangan katakan." Undang pembaca Anda untuk menjelajahi luasnya apa yang ditawarkan dunia Anda, seolah-olah mereka benar-benar ada di sana.

Kabut tebal menyelimuti karakter Anda dan dia tidak bisa lagi melihat jalan setapak melalui hutan.

Bau daging asap yang dimasak di dapur menariknya dari tidurnya.

Bilah kipas menghanyutkan udara dan mencegahnya hanyut ke tidur.

9. Dialog harus menghidupkan cerita Anda

Jangan menghabiskan terlalu banyak waktu untuk mengatur adegan karena cerita pendek harus sampai pada kesimpulan yang relatif cepat. Dialog yang baik dapat membuat karakter, dan karena itu cerita, menjadi hidup.  

Saat menempatkan karakter dalam sebuah adegan, beri mereka sesuatu untuk dilakukan, seperti mencuci piring. Tapi kemudian fokus pada dialog untuk memajukan cerita dan mengatur konflik. 

Tidak ada cara yang lebih baik untuk membangun drama selain melalui dialog yang ketat. Saya selalu mencoba membaca dialog saya dengan keras. Jika itu tidak terasa nyata, atau jika tampaknya tidak sesuai dengan karakter, saya punya masalah.

Contoh:

“Ayo cepat! Jack terjebak di poros ranjau.”

“Aku tidak bisa membantu menyelamatkan Jack. Saya klaustrofobia.”

“Pusat ranjau itu banjir dalam cuaca basah. Jika badai ini pecah, Jack akan tenggelam.”

10. Edit sampai sakit

Tidak peduli seberapa bagus seorang penulis menganggap cerita mereka, itu bisa dibuat lebih ringkas dan menarik. Untuk menjadi penulis yang baik, seseorang harus menjadi editor yang kejam . 

Beberapa cara untuk melakukannya...

Gabungkan karakter jika memungkinkan.

Hapus adegan sementara dan langsung ke inti cerita.

Tunjukkan, ingat, jangan katakan.

Singkirkan kata-kata yang berulang.

Buang kata keterangan dan kata sifat yang tidak perlu.

Jadikan setiap kalimat berarti. 

Inilah saatnya untuk melihat latar belakang dan memutuskan seberapa penting cerita tersebut. Ingat, hanya karena cerita pendek itu pendek, tidak serta merta lebih mudah untuk ditulis.